Taurat, Zabur dan Injil
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga hari akhir (kiamat).Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan yang terbagi menjadi beberapa hal pengertian dari masing-masing kandungan, yaitu sebagai berikut ini :
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan yang terbagi menjadi beberapa hal pengertian dari masing-masing kandungan, yaitu sebagai berikut ini :
1. Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak.
2. Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
5. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga
6. Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.
1. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah kumpulan firman-firman Allah SWT
yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi Musa as.
dan Bani Israil. Firman Allah SWT. “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan
Al Kitab (Taurat) kepada Musa. ” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami
berikan kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat petunjuk bagi
Bani Israil.” (QS. Al Isra’: 2).
Kitab Taurat ini hanyalah salah satu bagian dari Kitab
suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora, Nabiin, dan
Khetubiin). Di kemudian hari orang Kristen menamainya Perjanjian Lama (Old
Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal
dari Nabi Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab:
1. Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan kejadian
alam semesta, kejadian Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga,
dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi sampai Yusuf as.
2. Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan tentang
keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akibat penindasan
Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun,
munajat Musa as. terhadap Yahwe (Allah SWT), sampai turunnya Sepuluh Perintah.
3. Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan
hukum/syariat dalam agama Yahudi.
4. Kitab Bilangan (numbers) yang menerangkan jumlah
keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.
5. Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang berisi pengulangan
kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang
berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat itu sendiri memang diturunkan dalam
bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al Qur’an sebanyak delapan belas kali.
Isi pokok kitab ini adalah Sepuluh firman atau Perintah (Ten Commandements)
Allah SWT yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak gunung
Thursina.
Sepuluh Firman atau Perintah yang mencakup asas-asas
akidah (keyakinan) dan asas-asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab
Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh Perintah Allah
SWT tersebut sebagai berikut:
1. keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan
mencintai-Nya.
2. larangan menyembah patung atau berhala, sebab
Alllah SWT tidak dapat diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di
langit, di darat, maupun di air.
3. perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat
4. perintah memuliakan hari Sabat (sabtu)
5. perintah menghormati ayah-ibu
6. larangan membunuh sesama manusia
7. larangan berbuat cabul (mendekati zina)
8. larangan mencuri
9. larangan berdusta (menjadi saksi palsu)
10. larangan berkeinginan memiliki atau menguasai
barang orang lain dengan cara yang tidak benar.
Selain Sepuluh Firman atau Perintah Allah SWT
tersebut, Nabi Musa as. juga menerima wahyu lain tentang cara melaksanakan
sholat, berqurban, upacara, dan lain sebagainya. Dalam menyiarkan ajaran
tersebut, Nabi Musa as., dibantu oleh saudaranya, Nabi Harun as.
Hanya saja, yang patut disesalkan, beberapa waktu
lamanya setelah Nabi Musa as. wafat, isi kitab Taurat telah diubah oleh pemuka
Yahudi. Sebagian firman Allah SWT dalam kitab tersebut mereka gelapkan,
sebagaimana telah diberitakan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an. “Dan mereka tidak
memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya saat mereka berkata: “Allah
tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Jawablah (ya Muhammad): “Siapakah
yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan
petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembarann-lembaran kertas yang
bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian
besarnya, padahal telah diajarkan apa yang kamu dan bapak-bapak kamu belum
ketahui.” Katakanlah: “Allah (telah menurunkannya)”.Kemudian biarkanlah
mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al An’am: 91) Maksudnya
Nabi Muhammad saw disuruh meninggalkan orang-orang yang mempermainkan agama
setelah menyampaikan petunjuk yang benar.
Di antara isi Kitab Taurat yang diubah adalah tentang
kerasulan Muhammad dan sifat-sifatnya. Firman Allah SWT. “Apakah kamu
(umat Muhammad) masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal
sebagian mereka telah mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah
mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 75)
Ayat ini menegaskah bahwa di antara orang Yahudi ada yang mengubah isi Taurat,
antara lain yang berhubungan dengan kerasulan Muhammad saw.
Setelah adanya perubahan isi dalam kitab Taurat
tersebut, masihkah kita wajib mempercayainya? DSalah satu cara menyikapi kitab
Taurat seperti yang diterangkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim
Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.
“… Oleh karena itu keimanan umat Islam dengan Taurat
sebagai satu di antara kitab-kitab suci yang diwahyukan sebelum Al-Qur’an,
sudah cukup dalam bentuk membenarkan berita Al-Quran dan hadits Nabi, bahwa
dulu Nabi Musa menerima firmann-firman Tuhan, yang dinamakan dengan Taurat.
Sebagian firman-firman yang disampaikan kepada Musa itu disebutkan dalam Al-Quran
dan apa yang disebutkan Al-Quran itu tentu dipercaya sebagai bagian dari
kandungan Taurat”.
2. Kitab Zabur
Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang
diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Firman Allah SWT. “Dan Kami berikan
(kitab) Zabur kepada Dawud.” (QS. Al Isra’: 55)
Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari
zabaraayazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang
tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya
mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmor (nyanyian rohani yang dianggap
suci).
Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian
rohani yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150
nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah tentang seluruh peristiwa dan
pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya,
pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya atas musuh Allah,
kemuliaan Tuhan, sampai kemuliaan Mesias yang akan datang. Jadi kitab ini sama
sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), karena Nabi
Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh
Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang
disenandungkan oleh Nabi Daud as. terdiri dari lima macam:
1. ratapan dan doa individu;
2. ratapan-ratapan jamaah;
3. nyanyian untuk raja;
4. nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan; dan
5. nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian pujian dalam Kitab Zabur antara lain,
Mazmur:146
1. besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah
Allah.
2. maka aku akah memuji Allah seumur hidupku, dan aku
akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama aku ada.
3. janganlah kamu percaya pada raja-raja atau
anak-anak Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
4. maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada
tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
5. maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub
sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.
6. yang menjadikan langit, bumi dan laut serta segala
isinya, dan yang menaruh setia sampai selamanya.
7. yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi
makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
8. dan Allah membukakan mata orang buta, Allah
menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.
9. bahwa Allah akan berkerajaan kelak sampai
selamaalamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
Mazmur (nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah
yang kini dimuat dalam Perjanjian Lama. Menurut Dr. F.L. Bakker, pendeta
Kristen dari Belanda dan penulis buku Sejarah Kerajaan Allah (judul aslinya:
Geschiedenis der Gods Openbaring) dari 150 nyanyian rohani dalam Perjanjian
Lama itu, hanya 73 di antaranya yang berasal dari Nabi Dawud as. (yakni mazmur
3-9, 11-32, 34-41, 51-65, 68-70, 86, 101, 103, 108-110, 122, 124, 131,
138-145). Selebihnya adalah mazmur dari putra-putra Korah (yaitu mazmur: 42,
44-49, 84, 85, 87, 88), mazmur Asaph (50, 73-83), mazmur Ma’a lot (120-134),
dan mazmur Haleluyah (104-106, 111-113, 115-117, 135, 146-150).
3. Kitab Injil
Injil adalah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT
yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman
Allah SWT. “Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil, di
dalamnya (berisi) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab
sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk dan pengajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah: 46)
Kata Injil semula berasal dari bahasa Yunani euangelion
yang berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi
Injil. Makna dari kabar gembira yang dimaksud adalah karena Nabi Isa as.
menggembirakan para umatnya dengan berita akan kedatangan Muhammad saw sebagai
utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan
Injil kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun. Tepatnya sejak usia 30
sampai usia 33 tahun. Lalu ia diangkat/diselamatkan oleb Allah SWT dari
pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.
Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas
orang muridnya yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid
Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:
1. Andreas
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya’kub bin Zabdi
7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya’kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya’kub bin Zabdi
7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya’kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot
Isi yang terkandung dalam Injil ini berbeda dengan
kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat mengajarkan tentang Tauhid (ke-Esa-an Allah
SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT,
sedangkan Injil mengajarkan tentang pembersihan jiwa-raga dari kekotoran (nafsu
duniawi). Dengan kata lain, Injil mengajak manusia untuk hidup zuhud, yakni
pola hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.
Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Injil
merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi
umat Kristen berpendapat lain. Menurut mereka, Injil adalah kisah atau laporan
yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih tentang kehidupan Almasih, termasuk
tentang pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi agar mereka
beragama secara benar.
Penting untuk kita ketahui, bahwa Injil yang beredar
sekarang ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Injil yang ada
saat ini? Tidak lain karya orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu
lamanya setelah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun
dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea, – suatu tempat di Asia Kecil,
dekat Konstantinopel – pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus,
diputuskan hanya empat injil yang sah.
1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga
Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai
pemungut pajak.
2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya
Markus adalah nama gelar, sedangkan namanya sendiri adalah Yohana atau Yahya.
Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Kristen di tangan Petrus.
Riwayat lain mengatakan bahwa penulis Injil Markus adalah guru markus, ialah
Petrus.
Markus adalah kemenakan dari Barnabas, yang juga
penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Injil ke
Roma, Afrika Utara dan akhirnya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia karena
dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.
Markus, menurut Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi,
tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di
daerah dakwahnya seperti Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. ltulah sebabnya Najasi,
Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak
Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Nabi dan Rasul sebagaimana Nabi-Nabi dan
Rasul-Rasul Tuhan yang lain.
3. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib
kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang
gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan
demikian baik Lukas maupun Paulus bukanlah murid Yesus.
4. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Injil
Yahya ditulis pada tahun 100 M oleh seorang ketua Gereja bernama Yahya atau
John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Injil Yahya bukan
karya Yahya bin Zabid Murid Yesus, sebab ia terbunuh pada tahun 70 M.
Prof. Stadlein menegaskan bahwa Injil Yahya dikarang
oleh seorang mahasiswa dari perguruan Iskandariyah pada abad kedua masehi.
Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Injil Yahya mengajarkan
ketuhanan Yesus, di mana ajaran tersebut mula-mula datang dari mazab
Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa
Kaisar Constantinus.
Yang jelas Injil Yahya sengaja ditulis untuk
menegaskan tentang ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Injil Yahya ini
lebih lengkap dan jelas diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs.
Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu, Surabaya).
Bahwa Injil Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang
dapat dimaklumi, sebab ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu
atas desakan dari orang-orang disekitarnya.
Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jerjis Zuwen
mengatakan: “Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu
mengajarkan agama Masehi berpendapat bahwa Al-Masih tidak lain adalah seorang
manusia dan dia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh karena itu pada tahun 96
M berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka
mengharapkan agar Yahya menulis tentang Al-Masih dan menyerukan sebuah Injil
yang belum ditulis oleh ahli-ahli Injil yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara
tersendiri tentang ketuhanan Allsih.”
Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khauri
menerangkan pula. “Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan
hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia. Penyebabnya adalah karena di
sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan Masih. Mereka
meminta kepadanya agar ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa
yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka.”
Jadilah Injil Yahya adalah satu-satunya Injil – di
antara keempat Injil – yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas
mengajarkan ketuhanan Yesus.
Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai
injil Apocrypha(injil-injil yang tidak sah, yang dilarang terbit
dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara
lain:
1. Injil Andreas
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot
2. Injil Apeles
3. Injil Barnabas
4. Injil Duabelas
5. Injil Ebionea
6. Injil Ibrani
7. Injil Marcion
8. Injil Maria
9. Injil Mathias
10. Injil Nicodemus
11. Injil Orang-orang Mesir
12. Injil Philip
13. Injil Thomas
14. Injil Yakobus
15. Injil Yudas Iskariot
Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita
menyikapi keempat Injil (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada
sekarang ini? Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan
Kitab Injil kepada nabi Isa as. Akan tetapi Injil yang murni atau benar-benar
berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai
umat Islam dilarang mempercayai isi keempat Injil tersebut.
Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim
Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992.
Berdasarkan keterangan Al Qur’an dan dengan
menganalogikan Injil dengan Al Qur’an, maka umat Islam memandang bahwa Injil
yang seharusnya menjadi pegangan umat Kristen haruslah satu versi seperti Al
Qur’an, ia harusiah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang
diwahyukan kepada Nabi Isa AI-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para
pengikutnya. Injil itu seharusnya berbahasa Aramea, karena Nabi Isa Almasih dan
kaumnya berbahasa Aramea.
Di antara semua Injil yang tersebut di atas – baik
yang sah maupun tidak – sesungguhnya Injil Barnabas yang menarik perhatian,
terutama bagi umat Islam. Isi Injil Barnabas banyak persamaannya dengan yang
diberitakan Al-Quran. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan
juga:
1. Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya Yudas
Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan – rupa dan suaranya – dengan rupa
dan suara Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus
diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).
2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi
seorang Rasul (utusan) Allah.
3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih
karena perintah Allah SWT adalah Ismail, bukan Ishaq seperti yang tersebut
dalam Perjanjian lama yang ada sekarang ini.
4. Mesias (yang dimaksudkan di sini “pembebas dunia”
atau “juru selamat”) atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan
tetapi Muhammad, Nabi dan Rasul Allah yang terakhir.
Hanya saja, yang patut disesalkan, Injil Barnabas oleh
pihak Gereja digolongkan sebagai Injil yang tidak sah, sehingga ditarik dari
peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang
penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Injil Barnabas dalam bahasa
Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang terkemuka di
Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibuat terjemahannya ke bahasa
lain seperti bahasa Inggris, Spanyol dan Arab.
Penerjemahan Injil Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa
Arab dilakukan oleh Dr. Kholil Sa’adah pada tahun 1908 dan dimuat dalam majalah
Al Manar terbitan Mesir. Datl Injil Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein
Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.
4. kitab Alquran
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga hari akhir (kiamat).Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan yang terbagi menjadi beberapa hal pengertian dari masing-masing kandungan, yaitu sebagai berikut ini :
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terdapat kandungan yang terbagi menjadi beberapa hal pengertian dari masing-masing kandungan, yaitu sebagai berikut ini :
1. Aqidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang wajib diyakini oleh setiap orang. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak.
2. Ibadah
Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau tercela. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain adalah untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah.
5. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga
6. Sejarah atau Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat kepada Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta.
thankyou ya helping banget buat kerja cepet
BalasHapustinggal al quran doang yg kurang :D ^^
Sippp...matap, smg manfaat
BalasHapus